Jumat, 05 Desember 2014

Laporan On the Job Learning BPU Supervisi Akademik




LAPORAN ON THE JOB LEARNING
(OJL)

BPU SUPERVISI AKADEMIK

DISUSUN SEBAGAI LAPORAN AKHIR
KEGIATAN ON THE JOB LEARNING  PADA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN
PERIODE: SEPETEMBER S/D DESEMBER 2014

banyu asin








NAMA                    : MUKARDI, S. Pd.
UNIT KERJA          : SDN 13 MUARA PADANG
NIP                         : 196800225 199104 1 001

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH/MADRASAH (PKB-KS/M)

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUASIN
 PROVINSI SUMATERA SELATAN
2014



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kegiatan On The Job Learning (OJL)  Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepala sekolah/ Madrasah (PKB-KS/ M) dapat terlaksana dengan baik hingga laporan ini dapat tersusun.
Selama pelaksanaan kegiatan On The Job Learning (OJL) BPU Supervisi Akademik, penulis sebagai salah satu peserta PKB-KS/ M yang bertugas pada SDN 13 Muara Padang Kecamatan  Muara Padang  Kabupaten Banyuasin, telah banyak mendapatkan bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak.
 Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.      Bapak Drs. Muhlisin , M. Si, Widiaiswara LPMP Provinsi Sumatera Selatan
2.      Bapak Dr.  Jalaluddin, M. PSA. Widiaiswara LPMP Provinsi Sumatera Selatan
3.      Ibu Dra. Mis Amrina, M. Pd. Widiaiswara LPMP Provinsi Sumatera Selatan
4.      Bapak Husor Simanulang, S.Pd, selaku Pengawas Pendamping PKB-KS/ M Kecamatan Muara Padang yang selalu aktif melakukan pendampingan serta memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar selama pelaksanaan OJL,
5.      Para guru dan Tenaga Kependidikan  SDN 13 Muara Padang, serta semua pihak yang telah  memberikan bantuan moril maupun materil  selama pelaksanaan OJL ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab  itu Penulis berharap saran dan masukan dari berbagai pihak agar dapat dijadikan sebagai bahan penyempurnaan di masa yang akan datang .
Semoga laporan ini bermafaat untuk peningkatan mutu pendidikan, khususnya di SDN 13 Muara Padang.
Muara Padang,  November 2014
                                                                                    Penulis



                                                                                    MUKARDI, S.Pd.
                                                                                    NIP 196802251991041001



DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................      i
Daftar Isi  ....................................................................................................................     ii
BAB I PENDAHULUAN
   A. Latar Belakang ...................................................................................................      1
   B. Tujuan .................................................................................................................     2
   C. Hasil yang diharapkan ........................................................................................     2
BAB II KONDISI NYATA SEKOLAH
    A. Deskripsi Singkat Kondisi SDN 13 Muara Padang ..........................................      3
BAB III PEMBAHASAN
   A. Kerangka Pikir ...................................................................................................      4
   B. Pengertian Supervisi Akademik .........................................................................     4
   C. Tujuan Supervisi Akademik ..............................................................................     5
   D. Teknik Supervisi Akademik .............................................................................      5
   E. Pelaksanaan Supervisi Akademik .....................................................................      6
   F. Analisi Hasil Supervisi Akademik ....................................................................     12
BAB IV PENUTUP
    A. Kesimpulan ......................................................................................................     15
    B. Saran ................................................................................................................     16

Lampiran-lampiran






BAB  I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah hendaknya senantiasa harus mampu mengembangkan diri melalui berbagai kegiatan pengembangan keprofesian, salah satunya melalui kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepala Sekolah/ Madrasah (PKB-KS/M))
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala Sekolah/ Madrasah  adalah proses dan kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional kepala sekolah/madrasah yang dilaksanakan berjenjang, bertahap, dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan manajemen dan kepemimpinan sekolah/madrasah. (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah) menempatkan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala Sekolah/Madrasah sebagai salah satu komponen dalam sistem penjaminan dan peningkatan mutu kepala sekolah di Indonesia. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan melalui pengembangan diri, publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif.
Sebagai salah satu langkah yang ditempuh untuk mengetahui tingkat keberhasilan manajemen dan kepemimpinan sekolah adalah melalui Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan keprofesian berkelanjutan kepala sekolah/ madrasah. Hal tersebut telah dilakukan oleh pengawas bina pada bulan September 2014 yang lalu melalui program ProDEP Simdiklat terpadu yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sumatera Selatan.
Dari hasil penilaian kinerja kepala sekolah tersebut, diperoleh rekomendasi bahwa tingkat ketercapaian pemenuhan indikator kinerja pengelolaan Supervisi Akademik masih rendah, sehingga disarankan untuk mengikuti PKB unsur Pengembangan Diri level 1 melalui diklat BPU tingkat 1 Supervisi Akademik.


B.            Tujuan
                  Tujuan   pelaksanaan On the Job Learning (OJL) ini adalah  untuk:
                      1.     Meningkatkan Kompetensi Supervisi Akademik yang mencakup penyusunan perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil supervisi akademik, dan tindak lanjut supervisi akademik.     
                     2.     Meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang mencakup; proses pembelajaran di sekolah meningkat, mennyusun RPP berstandar, melaksanakan pembelajaran yang PAIKEM.                    
   
C.      Hasil yang diharapkan
                        Hasil yang diharapkan dari Supervisi Akademik melalui on the job learning
          (OJL) adalah;
1.   Meningkatnya Kompetensi Supervisi Akademik yang mencakup penyusunan perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil supervisi akademik, dan tindak lanjut           supervisi akademik.
2.   Meningkatnya kualitas proses pembelajaran yang mencakup; proses pembelajaran di sekolah, menyusun RPP berstandar, melaksanakan pembelajaran yang PAIKEM.                    













BAB  II
KONDISI NYATA SEKOLAH

A.    Deskripsi Singkat SDN 13 Muara Padang
1. Letak Geografis
       SDN 13 Muara Padang terlelak di desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Padang Kabupaten Banyuasin dengan jarak ke ibukota kecamatan ± 0,5 km, ibukota kabupaten ± 150 kilometer dan ke ibukota provinsi ± 100 km. Hubungan transportasi ke ibukota kabupaten dan ibukota provinsi dapat ditempuh melalui darat dan sungai, namun kondisi jalan melalui darat masih sulit untuk dilalui terutama pada saat musim penghujan. Demikian juga kondisi jalan dari sekolah ke ibukota kecamatan dan ke desa-desa disekitarnya.

2. Tahun Pendirian dan Keadaan Sarana Prasarana
       SDN 13 Muara Padang didirikan pemerintah pada tahun 1982 di atas lahan seluas 8.000 M2, dengan  NSS: 101110700152 dan NPSN:  106003152, telah diakreditasi pada  tahun 2009 dengan predikat C. Memiliki 6 (enam) ruang belajar, 1 (satu) ruang kantor, 1 (satu) ruang perpustakaan dan 2 (dua) ruang WC guru, 2 (dua) ruang WC peserta didik serta luas halaman ± 5000 m² yang digunakan sekaligus sebagai lapangan serba guna.

3. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)
          Jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 9 orang, terdiri dari 4 orang guru PNS dan 5 orang guru Non PNS serta 2 orang tenaga kependidikan Non PNS.  Guru yang sudah berkualifikasi S1 sebanyak 8 orang, dan SLTA sebanyak 3 orang.

4. Keadaan Peserta Didik
         Jumlah peserta didik pada tahun pembelajaran 2014/2015 adalah sebanyak 175 orang dengan jumlah rombel 6 (enam). Terdiri dari kelas 1 sebanyak 24 orang, kelas 2 sebanyak 20 orang, kelas 3 sebanyak 21 orang, kelas 4 sebanyak 37 orang, kelas 5 sebanyak  35 orang dan kelas 6 sebanyak 31 orang


BAB III
PEMBAHASAN
A.      Kerangka Pikir
Sebagai salah satu komponen yang memegang peran penting dalam proses pembelajaran di sekolah, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensi profesional sebagai pengajar. Dengan adanya peningkatan kompetensi ini maka akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. Kompetensi profesional guru yang dimaksud yaitu meliputi kemampuan memahami landasan kependidi-kan, kemampuan merencanakan proses pembelajaran, kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan mengevaluasi proses pembelajaran.
Peningkatan kompetensi profesional dapat dilakukan baik secara internal yaitu usaha dari guru itu sendiri maupun secara eksternal melalui bantuan dari kepala sekolah. Dengan adanya keterbatasan dari guru untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya maka adanya bantuan dari kepala sekolah sangatlah diperlukan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru yaitu melalui peran kepala sekolah sebagai supervisor. Dalam hal ini peran kepala sekolah sebagai supervisor yaitu membantu merencanakan proses pembelajaran, membantu melaksanakan proses pembelajaran, membantu mengevaluasi proses pembelajaran, memberi dorongan kepada guru dalam bekerja, dan mengikut-sertakan guru dalam kegiatan yang menunjang peningkatan kompetensi profesionalnya.
Peran kepala sekolah sebagai supervisor apabila dilakukan secara optimal maka akan memberi kontribusi terhadap peningkatan kompetensi profesional guru, sebaliknya apabila peran kepala sekolah sebagai supervisor dilakukan secara pasif dan kurang optimal maka akan berdampak pada menurunnya kompetensi profesional guru.

B.       Pengertian Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.

C.      Tujuan Supervisi Akadmik
Menurut Sergiovanni (dalam Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 10), ada tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut.
 
1.    Supervisi akademik dilakukan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
2. Supervisi akademik dilakukan untuk memonitor kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian peserta didik.
3.  Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
D. Teknik Supervisi Akademik
Kepala Sekolah/Madrasah dapat menentukan beberapa teknik supervisi akademik yang akan digunakan antara lain:
1.      Wawancara (perseorangan) dengan tujuan untuk menganalisa kesulitan-kesulitan belajar baik yang ditimbulkan oleh guru maupun oleh komponen yang lain .
2.      Observasi I(melalui kunjungan kelas) dengan tujuan untuk memvalidasi keberhasilan tujuan pendidikan yang dilakukan oleh guru
3.      Dokementasi (silabus, RPP, hasil kerja peserta didik, catatan guru/hasil penilaian guru) dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru dalam pembelajaran
4.      Menilai diri sendiri dengan tujuan untuk menumbuhkan dan membangkitkan keberanian diri pada guru
5.      Kunjungan antar kelas dengan tujuan untuk meningkatkan sikap, keterampilan serta pengetahuan

Teknik-teknik tersebut digunakan secara keseluruhan sesuai dengan maksud dan tujuan supervisi.


E.      Pelaksanaan Supervisi Akademik
            Supervisi akademik merupakan  serangkaian kegiatan membantu pendidik mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan  Supervisi Akademik secara umum dilaksanakan meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil supervisi akademik dan tindak lanjut supervisi akademik  . Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1.       Persiapan
Menyusun Perencanaan Supervisi Akademik
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah;
a.       Sosialisasikan supervisi akademik;
Pada tahap ini yang dilakukukan adalah;
Perencanaan supervisi akademik disosialisasikan kepada guru yang akan di supervisi, dalam sosialisasi tersebut dibuatlah kesepakatan waktu bersama guru yang akan disupervisi.
b.      Menyusun instrumen supervisi;
Instrumen yang perlu di persiapkan dalam tahap ini adalah;
1.      tindak lanjut hasil supervisi
2.      Intrumen rencana kegiatan pembelajaran
3.      Intrumen observasi kelas
4.      Intrumen kunjungan kelas pada proses pembelajaran
5.      Daftar pertanyaan setelah observasi ( feetback / pos observasi )
c.       Menyusun jadwal supervisi;
Berdasarkan diskusi dengan guru-guru SDN 13 Muara Padang, disepakati jadwal pelaksanaan supervisi akademik adalah sebagai berikut :
Hari Tanggal          :    Senin – Jumat
Tanggal                  :    3 -  7 November 2014
Tempat                      SDN 13 Muara Padang
d.      Menentukan guru yang di supervisi
Pada tahap ini yang dilakukukan adalah;
Penetapan guru yang akan di supervisi dilakukan pada  sosialisasi awal tentang rencana supervisi akademik oleh kepala sekolah kepada guru yang akan disupervisi.
Jadwal Supervisi Akademik
No.
Hari/ Tanggal
Nama Guru
Mata Pelajaran/Pokok Bahasan/Kompetensi Dasar
Kelas
Jam Ke
Fokus Masalah
1
Selasa, 4-11-2014
Sri Subandiyatmi
Tema 4 Keluargaku
I
1-2

2
Kamis, 6-11-2014
Amor, S.Pd
Tema 4
Aku dan sekolahku
II
1-2

3
Selasa, 4-11-2014
Diah Eka Lestari
PKn
III
5-6

4
Rabu, 5-11-2014
Siami, S.Pd
Tema 4
Berbagai Pekerjaan
IV
1-2

5
Kamis, 6-11-2014
Rimboworo saraswati, S.Pd
Tema 4
Sehat itu penting
V
5-6

6
Rabu, 5-11-2014
Suismadi, S.Pd
Matematika
Menghitung Volume
VI
5-6


2.  Pelaksanaan
a.    Pra Obsevasi
Pra-observasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta OJL (kepala sekolah) sebelum melakukan observasi kelas. Pelaksanaan observasi diawali dengan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.     Penyiapan instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran
2.     Peserta OJL (kepala sekolah) berkonsultasi dengan guru yang akan disupervisi.
3.     Meminta silabus dan RPP pembelajaran 1 hari sebelum observasi
4.     Pengisian instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran
Berdasarkan langkah-langkah diatas maka dapat diketahui hasil pra-observasi guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran (perangkat pembelajaran) dimana ada beberapa komponen yang belum dilengkapi oleh guru dengan rincian sebagai berikut:
  1. Ibu Sri Subandiyatmi, guru yang mengajar kelas 1, administrasi pembelajaran sudah baik sekali  ( 87 %), komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian, materi ajar belum sesuai, sumber belajar dan metode perlu yang bervariasi.
  2. Bapak Amor, S.Pd, guru yang mengajar kelas 2, administrasi pembelajaran sudah cukup  62 %, komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian, KKM, materi ajar belum sesuai, sumber belajar dan metode perlu yang bervariasi serta penilaian.
  3. Ibu Diah Eka Lestari, guru yang mengajar kelas 3, administrasi pembelajaran sudah baik  ( 85 %), komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian, materi ajar belum sesuai, sumber belajar dan metode perlu yang bervariasi.
  4. Ibu Siami, S.Pd, guru yang mengajar kelas 4, administrasi pembelajaran sudah baik  ( 85 %), komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian, materi ajar belum sesuai, sumber belajar dan metode perlu yang bervariasi.
  5. Ibu Rimboworo Saraswati, S.Pd, guru yang mengajar kelas 5, administrasi pembelajaran sudah baik  ( 81 %), komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian dan KKM, materi ajar belum sesuai, sumber belajar dan metode perlu yang bervariasi.
  6. Bapak  Suismadi, S.Pd, guru yang mengajar kelas 6, administrasi pembelajaran sudah baik sekali  ( 89 %), komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian, materi ajar belum sesuai, sumber belajar dan metode perlu yang bervariasi.

b.    Observasi Kelas
Setelah melakukan pra observasi sebelumnya maka, dilanjutkan dengan melaksanakan observasi kelas pada guru kelas 1 – 6, untuk mengetahui kompetensi guru tersebut dalam meyajikan pembelajaran. Pelaksanaan observasi kelas dilakukan terhadap semua guru kelas. Dari hasil Instrumen dapat dideskripsikan sebagai berikut:
  1. Ibu Sri Subandiyatmi, guru yang mengajar kelas 1 Tema 4 Keluargaku Sub Tema 2 Kegiatan Keluargaku, dalam pengamatan proses pembelajaran sudah baik sekali  ( 87 %),  pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan baik dan sudah memberitahukan kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,   Kegiatan Inti guru tampak menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa dengan bahasa yang baik sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan situasi yang ramah, tenang dan nyaman sehingga pengelolaan kelas terlihat hidup. Metode yang digunakan tidak terencana   seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau maju untuk menjelasakan cara melakukan kegiatan di pagi hari. Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi dimana guru juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan pembelajaran. Penutup  Pada akhir pembelajaran guru memberikan bimbingan dan arahan untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan penutupan kegiatan pembelajaran tepat waktu sebagaimana tertulis di dalam rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian kompetensi guru  tersebut adalah 87% dengan klasifikasi nilai baik sekali.
  1. Bapak Amor, S.Pd, guru yang mengajar kelas 2, dalam pengamatan proses pembelajaran sudah Cukup  ( 61 %), pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan kurang baik dan tidak memberitahukan kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada  Kegiatan Inti guru tampak kurang menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa dengan bahasa yang kurang baik sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan situasi yang ramah, tenang dan nyaman sehingga pengelolaan kelas tidak terlalu berperan. Metode yang digunakan tidak terencana   seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau maju untuk menjelasakan tentang materi pelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi dimana guru juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sedangkan pada Penutup pada akhir pembelajaran guru memberikan bimbingan dan arahan untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran tetapi tidak memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan penutupan kegiatan pembelajaran tidak tepat waktu sebagaimana tertulis di dalam rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian kompetensi guru  tersebut adalah 61 % dengan klasifikasi nilai cukup.

  1. Ibu Diah Eka Lestari, guru yang mengajar kelas 3, dalam pengamatan proses pembelajaran sudah Baik  ( 66 %), pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan kurang baik dan tidak memberitahukan kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada  Kegiatan Inti guru tampak kurang menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa dengan bahasa yang kurang baik sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan situasi yang ramah, tenang dan nyaman sehingga pengelolaan kelas tidak terlalu berperan. Metode yang digunakan tidak terencana   seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau maju untuk menjelasakan tentang materi pelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi dimana guru juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sedangkan pada Penutup pada akhir pembelajaran guru memberikan bimbingan dan arahan untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran tetapi tidak memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan penutupan kegiatan pembelajaran tidak tepat waktu sebagaimana tertulis di dalam rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian kompetensi guru  tersebut adalah 66 % dengan klasifikasi nilai cukup.

  1. Ibu Siami, S.Pd, guru yang mengajar kelas 4, dalam pengamatan proses pembelajaran sudah Baik  ( 77 %), pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan baik dan sudah memberitahukan kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,   Kegiatan Inti guru tampak menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa dengan bahasa yang baik sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan situasi yang ramah, tenang dan nyaman sehingga pengelolaan kelas terlihat hidup. Metode yang digunakan tidak terencana   seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau maju untuk menjelasakan cara melakukan kegiatan di pagi hari. Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi dimana guru juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan pembelajaran. Penutup  Pada akhir pembelajaran guru memberikan bimbingan dan arahan untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan penutupan kegiatan pembelajaran tepat waktu sebagaimana tertulis di dalam rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian kompetensi guru  tersebut adalah 77% dengan klasifikasi nilai baik.

  1. Ibu Rimboworo Saraswati, S.Pd, guru yang mengajar kelas 5 Tema 4 Sehar itu Penting Sub Tema 3. Lingkungan Sehat, dalam pengamatan proses pembelajaran sudah Baik  ( 68 %), pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan baik dan sudah memberitahukan kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,   Kegiatan Inti guru tampak menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa dengan bahasa yang baik sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan situasi yang ramah, tenang dan nyaman sehingga pengelolaan kelas terlihat hidup. Metode yang digunakan tidak terencana   seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau maju untuk menjelasakan cara melakukan kegiatan di pagi hari. Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi dimana guru juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan pembelajaran. Penutup  Pada akhir pembelajaran guru memberikan bimbingan dan arahan untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan penutupan kegiatan pembelajaran tepat waktu sebagaimana tertulis di dalam rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian kompetensi guru  tersebut adalah 68% dengan klasifikasi nilai baik.
  1. Bapak Suismadi, S.Pd, guru yang mengajar kelas 6, dalam pengamatan proses pembelajaran sudah Baik  ( 75 %), pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan baik dan sudah memberitahukan kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,   Kegiatan Inti guru tampak menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa dengan bahasa yang baik sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan situasi yang ramah, tenang dan nyaman sehingga pengelolaan kelas terlihat hidup. Metode yang digunakan tidak terencana   seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau maju untuk menjelasakan cara melakukan kegiatan di pagi hari. Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi dimana guru juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan pembelajaran. Penutup  Pada akhir pembelajaran guru memberikan bimbingan dan arahan untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan penutupan kegiatan pembelajaran tepat waktu sebagaimana tertulis di dalam rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian kompetensi guru  tersebut adalah 75 % dengan klasifikasi nilai baik.

E. Analisis Hasil Supervisi Akademik
Berdasarkan pelaksanaan supervisi akademik dapat disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.
No
Nama
NILAI

Catatan hasil temuan
Perangkat pembelajaran
Proses pembelajaran
Penilaian
Pembelajaran
Skor rata-rata
1
Sri Subandiyatmi
81
76
70
75

2
Amor, S.Pd
62
61
60
61

3
Diah Eka Lestari
85
66
65
72

4
Siami, S.Pd
85
77
80
80

5
Rimboworo Saraswati, S.Pd
81
68
80
76

6
Suismadi, S.Pd
89
75
83
82


Secara keseluruhan guru di SDN 13  Muara Padang

KOMPONEN  ANALISIS
KELEBIHAN
KELEMAHAN
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
1
Perangkat pembelajaran
84 % mendapat nilai baik, 16 % nilai cukup untuk semua item sudah  dilaksanakan .
Buku Harian Kelas tidak ada semua
RPP masih banyak yang kurang sesuai dengan format yang ada
Pembuatan Buku Harian dibuat oleh semua guru.
Guru harus memperbanyak bahan pelajaran untuk mendapatkan materi yang lebih banyak
2
Proses Pembelajaran
50 % nilai baik, 50% nilai cukup  untuk semua item sudah dilaksanakan
Pada kegiatan Inti guru kurang memanfaatkan media pembelajaran dan kurang maksimal menggunakan alat peraga
Bimbingan oleh Kepala Sekolah agar memanfaatkan alat peraga yang sudah ada.
KKG membahas teknis penggunaan alat peraga
3
Penilaian Pembelajaran
84 % mendapat nilai baik, 16 % nilai cukup untuk semua item sudah  dilaksanakan .

Pembinaan cara penyusunan soal dan pengolahan nilai

Dari hasil observasi dan kunjungan kelas serta wawancara maka dapat digambarkan bahwa perangkat pembelajaran ada 5 orang guru atau  84 % sudah baik sedangkan hanya 1 orang guru yang termasuk kriteria cukup atau 16 %.
Dan  dari hasil pengamatan proses pembelajaran ada 3 orang atau 50 % termasuk baik sedangkan 3 orang atau 50 % orang guru yang termasuk kriteria cukup.
 Dan  dari hasil pengamatan proses pembelajaran ada 5 orang atau 84 % termasuk baik sedangkan 1 orang atau 16 % orang guru yang termasuk kriteria cukup.
Analisis Komponen pembelajaran
  1. Perangkat pembelajaran terdapat kelebihannya 84 % guru mendapat nilai baik hal ini dibuktikan dengan semua guru sudah membuat perangkat pembelajaran walaupun belum sempurna misalnya semua guru belum membuat Buku harian Kelas sedangkan 15 % guru atau hanya satu guru yang mendapat nilai cukup. Permasalahan adalah RPP yang dibbuat guru belum semua baik atau sesuai standar permendikbud sebagai solusi semua guru membuat Buku harian Kelas dan Guru harus memperbanyak bahan pelajaran untuk mendapatkan materi yang lebih banyak.
  2. Proses  pembelajaran terdapat kelebihannya 50 % guru mendapat nilai baik hal ini dibuktikan dengan semua guru sudah melaksanakan proses pembelajaran walaupun belum sempurna namun kelas sudah relative aktif sedangkan 50 % guru atau 3 guru yang mendapat nilai cukup. Permasalahan adalah belum semua guru menguasai teknik dan model pembelajaran dengan pendekatan Saintifik (5 M) sebagai solusi semua guru diberikan pengarahan secara kelompok atau bersama agar menerapkan endekatan sintfik (5) dan Guru harus memperbanyak bahan pelajaran untuk mendapatkan materi yang lebih banyak serta ditindaklanjuti pada ertemuan KKG.
  3. Pada komponen penilaian  pembelajaran terdapat kelebihannya 84 % guru mendapat nilai baik hal ini dibuktikan dengan semua guru sudah melaksanakan penilaian proses pembelajaran walaupun belum sempurna namun kelas sudah terlaksana sedangkan 16 % guru atau 1 guru yang mendapat nilai cukup. Permasalahan adalah belum semua guru menguasai teknik penilaian pembelajaran sebagai solusi semua guru diberikan pengarahan secara kelompok atau bersama agar menerapkan teknik penilaian serta ditindaklanjuti pada pertemuan KKG tentang Pembinaan cara penyusunan soal dan pengolahan nilai.
      b.      Hasil
Meningkatnya kualitas proses pembelajaran yang mencakup; perangkat pembelajaran proses pembelajaran dan penilaian di sekolah, guru mampu menyusun RPP berstandar, dan mampu melaksanakan pembelajaran yang PAIKEM. Yang belum meningkat; menyusun pengembangan rencana pembelajaran dan  kurangnya fasilitas yang menunjang untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran seperti media proyektor sebagai sarana penunjang pelaksanaan kegiatan

BAB IV
PENUTUP

A.                Simpulan
Supervisi Akademik memerlukan waktu dan proses yang panjang, untuk itu seorang  kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi dalam mengelola supervisi akademik dan kegiatan pembelajaran.
Untuk memenuhi kompetensi tersebut diatas, kepala sekolah perlu senantiasa meningkatkan kompetensinya, khususnya kompetensi bidang manajerial. Hal tersebut dapat dilakukan melalui diklat pengembangan diri BPU Supervisi Akademik. Dengan mengikuti langkah-langkah kegiatan yang telah disusun akan dapat membantu bagaimana menguasai Supervisi Akademik dengan baik.

Namun harus diakui bahwa dalam pelaksanaannya masih banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi, terutama pada saat kegiatan On Job Learning (OJL) di tempat tugas, diantaranya masih  rendahnya SDM yang ada di sekolah, sebagian besar guru  belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk melaksanakan pembelajaran baik dalam menyiapkan perangkat pembelajaran maupun proses pembelajaran di depan kelas. Masukan dan saran dari pihak komite maupun pengawas  banyak yang  diharapkan dapat membantu, selain terbatasnya pengetahuan mereka juga  masih adanya anggapan bahwa menyusun program Supervisi Akademik itu adalah tugas kepala sekolah.
            Selain itu terbatasnya waktu yang tesedia  untuk menyelesaikan semua langkah-langkah yang telah disusun dalam BPU Supervisi Akademik, mengingat tugas dan tanggungjawab kepala sekolah yang begitu banyak, sehingga rencana tindak lanjut yang telah disusun sering berbenturan dengan tugas-tugas lain yang juga harus diselesaikan oleh kepala sekolah.
Selain itu, juga saya mendapat pengalaman bagaimana menghadapi guru yang memiliki motivasi rendah, masih adanya guru yang beranggapan bahwa tanpa RPP pun bisa mengajar. Merubah pola pikir (mind set) dan motivasi guru yang masih rendah seperti itu diperlukan ketrampilan dan kesabaran seorang kepala sekolah. Namun dengan masukan dan saran dari rekan kepala sekolah lain, terutama berkat bimbingan dari pengawas pendamping selama OJL ini dilaksanakan, permasalahan permasalahan tersebut mulai dapat teratasi. 

B. Saran- saran
1. Mengingat Supervisi akademik itu penting dan bermanfaat sebagai upaya peningkatan pembelajaran di sekolah, maka pelaksanakan Diklat PKB KS/M, khususnya Pengembangan Diri (PD) BPU Supervisi Akademik, pada kegiatan In-Service Learning 1,  On Job Learning dan In-Service Learning 2,  hendaknya waktu yang dialokasikan perlu ditambah, agar peserta diklat memiliki waktu yang cukup untuk mempelajari dan melaksanakan semua langkah-langkah yang telah disusun dalam BPU Supervisi Akademik.
2. Untuk meningkatkan semangat para peserta diklat yang sebagian besar bertugas dipedesaan, khususnya yang dari daerah perairan perlu dialokasikan anggaran untuk biaya transport terutama pada saat kegiatan OJL.



Lampiran-lampiran









Tidak ada komentar:

Posting Komentar